Fatrijanto, Managing Director Nasmoco Group.
Sudah lama saya mendengar, membaca dan tahu bagaimana cara mengemudi yang tepat untuk memperoleh hasil pemakaian BBM yang irit, namun semua itu hanya sebatas pengetahuan. Walaupun merasakan mahalnya harga BBM tetap tidak juga merubah cara mengendarai mobil.
Setelah diadakan Lomba Irit BBM Kijang Innova pada hari Minggu, 27 September 2006 lalu dimana saya ikut memantau dan melihat langsung dengan hasil pengujian konsumsi BBM yang luar biasa yaitu perolehan konsumsi BBM Kijang Innova 20,20 km/liter untuk type Standart dan 21,24 km/liter untuk type modifikasi. Berangkat dari cara mengemudi kedua pemenang tersebut maka mulailah saya ikuti dengan mempraktekkan cara mengemudi yang irit BBM.
Dalam keseharian antara lain saya menggunakan mobil Toyota Fortuner, yang kebetulan di mobil tersebut telah dilengkapi dengan MID [Multy Information Dislay] yang salah satunya menampilkan informasi digital sensor pengukur jarak yang ditempuh dibanding dengan pemakaian BBM. MID kemudian di-set pada posisi indicator pengukur nilai km/liter dimana informasi angkanya akan selalu terlihat berubah sesuai dengan cara kita mengemudi.
Dari angka yang muncul pada MID tersebut, terlihat betapa besar pengaruh injakan gas dengan konsumsi BBM. Dalam rutinitas penggunaan mobil sehari-hari ke kantor, saya melewati jalan Sultan Agung menuju ke jalan Pemuda. Indicator MID memperlihatkan angka yang terus berubah, mulai dari nyala mesin, kendaraan tidak bergerak dengan angka menunjukan 0 km/liter, terus meningkat ke 2 km/liter, 3 km/liter, dan seterusnya. Pada saat menuruni jalan Sultan Agung pedal gas tidak diinjak tetapi hanya memposisikan kaki pada pedal rem untuk menginjak rem pelan-pelan kalau kedepan harus berhenti atau mengurangi kecepatan karena hambatan mobil lain atau sampai pada lampu merah. Ternyata, pada hari Minggu pagi saat jalan kosong, angka indicator bisa mencapai 50 km/liter, ini berarti mobil berjalan dengan hasil jarak tempuh per liter dari 0 km saat mobil mulai di hidupkan sampai 50-an km/liter saat melewati turunan.
Berdasarkan pengalaman tersebut untuk memperoleh konsumsi BBM yang irit, tergantung pada pintar pintarnya kita mengemudi, dengan kata lain kita harus berusaha seminimal mungkin menginjak gas dan apabila menginjak gas harus pelan-pelan dan secukupnya untuk sampai pada jarak tertentu didepan, misalnya ada lampu merah atau ada kendaraan macet. Dengan demikian dapat diartikan kita harus seminimal mungkin menginjak pedal rem agar dapat diperoleh jarak maximal.
Walau kedengarannya mudah tetapi ternyata prakteknya tidak semudah yang kita bayangkan, kita harus mengubah kebiasaan yang selama ini telah kita jalankan yakni pada tata cara mengemudi.
Dengan meminimalkan menginjak gas, begitu terjadi jarak dengan kendaraan yang ada didepan biasanya kita akan sangat tergoda untuk menginjak gas lebih agar jarak tersebut menjadi dekat. Di sini kita harus belajar untuk sabar dan menahan diri untuk membiarkan mobil menggelinding dengan sendirinya sampai mendekati mobil didepan.
Begitu juga menjelang traffic light, apabila dari kejauhan kita sudah melihat lampu merah maka kurangi/lepaskan injakan gas supaya mobil menggelinding dengan sendirinya sampai ke lampu merah. Kalau menginjak gas di jalan datar, angka MID menunjukan 2 km/liter, 3 km/liter, 4 km/liter, dan seterusnya, tergantung tekanan pada pedal gas, tetapi sewaktu pedal gas dilepas dan mobil menggelinding angka MID tersebut akan mencapai 10 km/liter, 20 km/liter, dan seterusnya tergantung kecepatan mobil berjalan tanpa menginjak gas atau dengan kata lain tanpa membuang BBM tambahan, karena menginjak gas berarti membuka/membuang BBM. Semakin keras injakan pedal gas maka semakin banyak pula BBM yang dilepaskan.
3 komentar:
Info Produk hydrogen booster aDHydro di majalah MOTOR
Hydrogen Booster terbukti meningkatkan performa mesin, dengan cara menambah pasokan zat hydrogen ke dalam ruang bakar. Maka salah satu diantaranya yang diklaim berhasil adalah produk lansiran ADHYDRO ini. Ini adalah produk kedua yang telah mengalami penyempurnaan dan mengusung kelebihan non boiling point, dan mampu menghasilkan lebih banyak hidrogen buat mesin.
Alat ini hanya menggunakan media air murni (air "AQUA"), yang dimasukkan ke dalam tabung yang tersedia. Lalu air tersebut akan mengalami pengaliran aliran listrik pada elemen yang tersedia di dalamnya, yang otomatis akan menghasilkan gas hidrogen. Pemasangannya pun cukup mudah, karena seudah berbentuk paket. Hanya tinggal sambungkan ke intake manifold.
Oh ya, selain keuntungan peningkatan performa yang signifikan, ternyata pemakaian hidrogen booster ADHYDRO ini, diklaim mampu mengefisienkan pemakaian bahan bakar yang berimbas pada lungsuran gas buang yang lebih bersahabat. Bahkan asap knalpot pun tercium seperti uap rebusan air. Untuk keterangan lebih lanjut silahkan kontak penjualnya!
PRIMA MOTOR
Jl. Citra Raya Boulevard Blok C1/8R, Cikupa, Tangerang - 15710, Telp 02159402349 atau kunjungi www dot pengiritbbm dot blogspot dot c o m
Rekan, dengan semakin lama mendalami pembuatan hidrogen boster untuk irit bbm (bahan bakar minyak), efisien (penghemat energi), alat ini berupa Hidrogen HHO fuel saver hydrogen energy generator cell/ kit accelerator sistem plate buatan Indonesia bisa digunakan di mesin bensin & diesel.
Produk kami telah dimuat di tabloid otomotif dan majalah motor, berikut beritanya, tks.
http://pengiritbbm.blogspot.com/2008/12/adhydro-static-mobil-di-majalah-motor.html
http://pengiritbbm.blogspot.com/2008/12/adhydro-hho-variable-motor-di-tabloid.html
www.pengiritbbm.blogspot.com
Saya pake kijang inova 2006 bos tapi agak boros apa solusi nya bos ?
Post a Comment